Senin, 22 Februari 2016

3. SHOLAHUDD'AIM


ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ



MEMAHAMI DAN MENGENAL
ILMU NAFAS DALAM SHOLAHUDDA'IM

Nafas adalah rahasia dari semua kehidupan, dengan nafas tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang mengalami kematian, sedangkan semenjak awal penciptaannya nyawa, hingga masuk ke alam zurriyyah, lalu masuk kedalam rahim ibunya, kemudian di lahirkan kedunia, bahkan sampai jasad bersatu kembali menjadi tanah, tidak sedetikpun nafasnya berhenti berzikir kepada diri si empunya diri (Tuhan semesta alam)

Lalu seperti apa nafas yang memiliki ke hidupan abadi dan yang memiliki kedekatan yang sangat erat dengan allah swt itu?

Di bawah ini akan di kupas rahasia-rahasia nafas itu sampai tuntas.


KEDUDUKAN NAFAS :

Nafas keluar masuk, namanya MUHAMMAD
Yang dinamakan Muhammad adalah PUJIAN
Nabi adalah jasad sebagai WADAH


1. Bila diluar = ILMU GHAIBUL GHUYUUB
2. Bila didalam = ILMU SIRRUL ASROR


NAFAS itu yang keluar masuk dari mulut.
NUFUS itu yang keluar masuk dari hidung.
TANAFAS itu yang keluar masuk dari telinga.
AMPAS itu yang keluar masuk dari mata.


Adapun hidup NAFAS itu karena AMPAS
Hidup AMFAS itu karena TANAFAS
Hidup TANAFAS itu karena NUFUS
Dan hidup NUFUS itu karena RASA


Adapun letak NAFAS itu pada MULUT
Letak AMPAS itu pada HIDUNG
Letak TANAFAS itu pada ANTARA DUA TELINGA
Dan letak NUFUS pada KOLBI


Nafas itu yang menuju kepada :
"ARASYUL MAJID" oleh karena itu hendaklah di praktekan Ilmu Nafas ini, yaitu ilmu ghaibul ghuyub dan ilmu sirrul asror karena itu adalah ibadahnya Muhammad.


PAHAMI HAL INI :

Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri itu dinamakan JIBRIIL, maka ucapannya ALLAH

Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan itu dinamakan 'IZRA'IL maka ucapannya HU


Dua nafas diatas dinamakan NUR
Maka jadilah dua Nur  yaitu ALLAH + HU
Dua Nur ini bertemu di atas bibir, tidak masuk ke dalam tubuh, maka nafas inilah yang sampai ke derajatnya yang dinamakan NURRUL HADI maka ke arah itulah yang di tuju sebenarnya.


PERJALANAN NAFAS :

Nafas yang naik dari jantung sampai ke ubun-ubun namanya JIBRIIL maka ucapannya HU

Nafas yang turun dari ubun-ubun menuju jantung nurani namanya 'IZRA'IL ucapannya ALLAH


inilah yang di sebut :
SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH
SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH

Menyaksikan yang satu kepada yang banyak
Menyaksikan yang banyak kepada yang satu.
Adalah amalan sholeh pintu ma'rifat

Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu) itu adalah Nur yang memancar dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad) ke arah bagian atas jantung (bagian Allah), Ketika naik sampai ke langit ke 7 ia berkata : HU, dan ketika turun sampai ke lapisan bumi ke 7 ia berkata : ALLAH.

Inilah HAQQUL DA'IM atau SHOLAHUDDA'IM
Sholatnya para nabi dan rosul, para waliyyullah yang agung dan para ahli ma'rifatullah yang telah mendapatkan ma'ul hayat atau air kehidupan abadi dalam mengabdikan dirinya kepada yang empunya diri yaitu Allah swt tuhan sekalian alam.

Ingatlah olehmu dalam memelihara Nafas-mu itu, dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa, di dalam berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat hingga memberi TANDA kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas segalanya.

Tetapkanlah “tilik” hatimu, jadilah engkau hidup di dalam Dua Negeri yakni Dunia dan Akhirat, semoga dianugrahkan Allah bagimu pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat.

Semoga Allah Ta’ala menganugrahimu kebahagiaan sampai kepada martabat segala Nabi dan Rosul, di haramkan Allah Ta’ala tubuhmu dimakan api neraka dan badanmu pun tiada dimakan tanah.


SIMBOL RAHASIA NAFAS :

Keluar masuk nafas sehari semalam
Siang 12.000x dan pada malam 12.000x
Sama dengan 24.000x

Jumlah jam sehari semalam 24 jam
Siang 12 jam dan pada malam 12 jam


Seperti huruf :
LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADAROSUULULLAH

Masing-masing mempunyai 12 huruf semuanya berjumlah 24 huruf

Barang siapa yang mengucapkan dengan sempurna 7 kalimah itu, niscaya Allah Ta’ala akan menutup pintu neraka yang 7.

Barang siapa yang mengucapkan dengan sempurna 24 huruf ini, niscaya Allah Ta’ala akan mengampuni dosa yang 24 jam.

Inilah persembahan kepada Tuhan, yang di sebut SHOLAHUDDA'IM adalah solat yang terus menerus tampa putus dzahir dan batin.


Firman Allah swt : Qs. Al-ma'arj : 23

"Yang mereka itu tetap mengerjakan sholat".

Di dalam sholat 5 waktu tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.

Sholat 5 waktu adalah merupakan latihan di peringkat awal untuk melatih diri kita supaya bisa menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala

Tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri di waktu kita menunaikan sholat yang 5 waktu, maka haruslah pula melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita pada setiap saat dalam waktu 24 jam.


Sebab kita berkata :
ASYHADU ALLAA ILLAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAROSUULULLAH


Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah swt itu pada setiap saat di dalam 24 jam sehari semalam.

Oleh karena itu untuk mempraktekan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan SHOLAHUDDA'IM dalam kehidupan kita sehari-hari sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi, Rosul-rosul dan Wali-wali Allah yang Agung.



MAQOM SHOLAHUDDA'IM :

1- Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan hakekat ZIKIR NAFAS

2- Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NURUL QOLBI (seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya)

3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHOWAS FIL KHOWAS

4- Memahami dan berpegang dengan penyaksian yang sebenarnya yakni SYUHUDUL HAQQ


Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam SHOLAHUDDA'IM maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat perlakuan zikir nafas, oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat NURUL QOLBI yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada ma'rifat untuk mema'rifatkan diri kita dengan Allah Taala.

Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah NURUL QOLBI dan kemudian terpancar pula makrifah yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahasia Allah swt yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri ZATUL HAQQ  Tuhan semesta alam.

Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dikerjakan secara bertahap, tahap awal yaitu melalui ACARA sholat sebagaimana yang diterangkan di atas, selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebasan diri batin KHOWAS FIL KHOWAS dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua dan seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan, yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib menuju ma'rifatullah, dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu ibadah ataupun keadaan biasa.

Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat BAQA BILLAH yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini pula ia adalah seperti orang awam, biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk di tebak derajat kedalaman ilmu di dalam dirinya disisi Allah Ta’ala.

Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam SHOLAHUDDA'IM maka dapatlah ia kembali kehadirat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lainnya, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib sirna seperti Nabi Idris as.



PEMECAHAN WAJAH KHOWASUL KHOWAS

Wajah manusia itu ada 9 bernama :

1.  Sirrus sirr
2.  Sirr
3.  Ahdah
4.  Wahdah
5.  Wahdiyyah
6.  Ahmad
7.  Muhammad
8.  Mustafa dan
9.  Mahmud


Ada 9 (Sembilan) Tashahud juga yang di lakukan dalam Sholat 5 waktu dan pada waktu-waktu itulah wajah-wajah ini akan keluar.

"Inni wajahtu wajhiya lilladzi fataras-samawati wal ardha, hanifam-muslimaw-wama ana minal musrikiin".

Bagi mereka yang belum menjalani Maqam Sholahuddaim, maka dia tidak dapat mengeluarkan wajah-wajah ini, karena apabila wajah Ahmad dan Muhammad keluar dan mereka tidak menapaki Maqam Sholahuddaim maka itu artinya dia akan mati.

Hanya yang sudah mencapai Maqam Sholahuddaim saja yang boleh mengeluarkan wajah-wajah ini, missalnya untuk pergi ke 18.000 Alam, untuk beribadah atau menjalankan tugas Allah swt.

Banyaknya alam ini :
Karena Allah swt RABBUL 'ALAMIN
Muhammad RAHMATAN LIL 'ALAMIN
Dan manusia RAHMATAN FIL 'ALAMIN.

Ilmu tentang wajah-wajah akan terbuka setelah mempelajari dan menguasai ilmu tentang NAFAS, NUFUS, TANAFAS dan ANFAS, setelah melewati beberapa tahapan, missalnya dengan Nafas Ar-Rahman dan Wajah Ar-Rahman.

Dalam hal menapaki jalan Hakekat dan Ma'rifat, di perlukan suatu ke ikhlasan dan kesungguhan oleh karena itu Guru yang Mursyid dan yang Kasyaf sangat diperlukan untuk memantau dari jarak jauh, maksudnya guru tahu apa yang anak murid mimpikan di malam hari.

Kemampuan "DUDUK DALAM KALIMAH" juga sangat penting, artinya harus menguasai ZIKIR NAFAS dan penyucian diri, agar mampu menghalau semua yang akan datang mengganggu, mereka yang mencapai tahap suci ini akan dapat berjumpa dengan para Ambiya', para 'Auliya', para 'Arif billah, para Mala-ikat dll, dan dapat belajar langsung dari mereka, setelah itu akan dapat bapak dan ibu batin atau guru spiritual, kemudian jika maqam meningkat maka akan di berikan nama Rahasia yang dengan nama inilah penghuni langit mengenalinya.

Jika saja Roh dapat menembus 7 lapis langit,  maka tentu dapat juga menembus 7 lapis bumi, dan pastinya akan dapat  mengetahui rahasia-rahasia makhluk yang duduk di semua lapisan ini.

Dengan demikian mudahlah bagi mereka untuk menghantar balik makhluk yang asalnya dari lapisan-lapisan tersebut, pada kondisi ini biasanya gurunya terlebih dahulu sudah membuka rahasia huruf-huruf Muqotat, sebab ini merupakan kunci-kunci perbendaharaan untuk masuk kedalamnya.

Bagi mereka yang sudah disahkan Mengenal Diri = Mengenal Allah, maka tidak ada yang dapat mengodanya dengan apapun jua, walau godaan tetap saja ada dan juga bagi yang dapat mengenal diri akan di anugerah ILMU KASYAF (tembus pandang) oleh Allah swt.

Bukti sudah mengenal Diri ialah ketika dia dapat mengeluarkan 9 wajahnya semua, ketika dia telah ditalqinkan oleh gurunya (dikafan-kan) dan ketika pintu langit telah terbuka dan dia melihat semua isi langit : Sidratul Muntaha, Baitul Arsy, Arsyillah.

Puncaknya adalah ketika masuknya Al-Quran dari langit terus ke Dada dan mendapat kesempatan membaca Al-Quran di Sidratul Muntaha.


Firman Allh swt dalam Hadist Qudsinya :

“Hai hambaKu, bila engkau ingin masuk ke HaramilKu (Haramil Qudsiyah), maka engkau jangan tergoda oleh Mulki, Malakut, Jabarut, karena alam Mulki adalah setan bagi orang Alim, Alam Malakut adalah setan bagi orang Arif dan Alam Jabarut adalah setan bagi orang yang akan masuk ke Alam Qudsiyah”.

Wajib bagi semua manusia mengetahui kapasitas dirinya yaitu berada pada alam yang mana dan jangan mengaku-ngaku sesuatu yang bukan haknya.

“Allah menyayangi orang-orang yang mengetahui kadar dirinya dan tidak melewati batas perjalanannya, menjaga lisannya dan tidak menyia-nyiakan umurnya”.

Seorang Alim harus mampu mencapai makna hakekat manusia yang disebut "TIFLUL MA'ANI" (Bayi Ma’nawi).

Setelah itu harus mendidiknya dengan tetap melakukan Asma Tauhid dan keluar dari alam Jasmani ke alam Ruhani, yaitu alam as-sirri yang di sana tidak ada sesuatu pun selain AlLah swt, Sirr itu seperti lapangan dari cahaya, tidak ada ujungnya, inilah Maqom Al-muwahidin.

Berusahalah untuk mencapai ke tahap itu melalui ajaran guru atau orang yang ahlinya, ada di antaranya sengaja tidak diuraikan dengan lebih lanjut karena sebagiannya adalah rahasia yang perlu di bicarakan secara khusus.


MEMULANGKAN SEMULA BAYI MA'NAWI = MEMULANGKAN AMANAH ALLAH SWT.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah SULTHANUL AULIYA' atau QUTUBUL AULIYA' yakni Penghulu segala Wali-wali Allah, maka wajarlah kita dalam mencari JALAN PULANG menjadikan beliau sebagai salah satu SUMBER RUJUKAN.


Petikan dati kitab "SIRRUL ASROR".

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani menamakan kandungan itu sebagai TIFLUL MA'ANI atau BAYI MA'NAWI dan menjelaskan bahwa istilah itu merujuk kepada RUHKU ALLAH yang disebutnya sebagai RUH AL-QUDSI.


1.  Makhluk pertama yang diciptakan Allah (baca ditajallikan) adalah RUH MUHAMMAD di ciptakan dari Cahaya JAMALULLAH.


2.  Ruh Muhammad adalah RUH YANG TERMURNI sebagai makhluk pertama dan ASAL seluruh makhluk, dari Ruh Muhammad itulah Allah menciptakan semua ruh di Alam LAHUT yakni NEGERI ASAL bagi seluruh manusia, maka di sebut sebagai UMAT MUHAMMAD.


3.  Selanjutnya ruh-ruh
(perhatikan bukan ruh tetapi ruh-ruh) diturunkan ke Alam TERENDAH yakni JASAD setelah membuat PENGAKUAN di hari PERJANJIAN dimana Allah bertanya alastu birabbikum? Bukankah Aku ini Tuhanmu? Ruh menjawab, Benar Engkaulah Tuhan kami.


4.  Proses turunnya (ruh) adalah setelah ruh di ciptakan di Alam LAHUT, maka diturunkan ke Alam JABARUT dan di balut dengan CAHAYA JABARUT sebagai pakaian antara DUA HARAM di sebut sebagai RUH SULTHANI.

Selanjutnya diturunkan lagi ke Alam MALAKUT dan di balut dengan NUR MALAKUT dinamakan sebagai RUH RUHANI.

Kemudian di turunkan lagi ke Alam MULKI dan dibalut dengan NUR MULKI dinamakan RUH JASMANI.


5.  Untuk kembali (jalan pulang) ke negeri asalnya (alam lahut) manusia perlu beribadah, maksudnya ibadah disini adalah MA'RIFATULLAH, Ma'rifat terwujud bila manusia dapat melihat indahnya sesuatu yang TERPENDAM dan TERTUTP dalam RASA DI LUBUK HATI di sebut sebagai KUNZA MAHFIYYAN atau terpendam dan tertutup.

Firman Allah swt :

“Kuciptakan makhluk agar mereka MengenalKu”.


6.  Alam Ma'rifat = Alam Lahut = Negeri Asal kita = Tempat Ruh Al-Qudsi = Bayi Yang Perlu Dilahirkan semula = AKU


7.  Yang dimaksudkan dengan Ruh Al-Qudsi  adalah HAKEKAT MANUSIA yang di simpan di LUBUK HATI, Keberadaannya akan diketahui dengan MENGAMALKAN secara TERUS MENERUS Kalimah Syahadah LAA ILAAHA ILLALLAH.


8. Ahli ma'rifat menamakan Ruh Al-Qudsi dengan sebutan TIFLUL MAANI ( bayi maknawi ) karena ia dari MA'NAWIYAH QUDSIYYAH.

Pemberian nama TIFLUL MA'ANI di dasarkan kepada :

1.  Ia lahir dari HATI seperti lahirnya bayi dari rahim ibunya dan ia diurus dan dibesarkan hingga dewasa (dengan gerak rasa)

2.  Bayi bersih dari segala kotoran dosa lahirriyah. Tiflul Ma'ani juga bersih dari SYIRIK dan GHOPLAH (lupa kepada Allah)

3.  Tiflul Ma’ani HALUS dan SUCI

4.  Ia BERWUJUD seperti RUPA MANUSIA (itu) juga, ia adalah MANUSIA HAKIKI (yang sebenar-benarnya DIRI atau A-KU) karena Dialah YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN ALLAH SWT (jasad tidak bisa berhubung dengan Allah secara langsung /terus-menerus karena jasad mengandung unsur jasmani yang kotor)


5.  Firman Allah melalui Hadith Qudsi :
"AKU punya waktu khusus dengan Allah swt, akan tetapi Mala-ikat muqorobin, Nabi-nabi dan Rasul-rasul tidak memilikkinya”

“Kamu sekalian akan dapat melihat cahaya ilahi dalam bentuk cahaya gilang gemilang”.


Al-Qur'an :

“Wajah wajah orang MU'MIN pada hari itu BERSERI-SERI”.

Yang dimaksudkan dengan MALA-IKAT MUQORROBIN adalah RUH RUHANIYAH yang diciptakan di alam Jabarut.

Bila segala sesuatu SELAIN RUH QUDSIYYAH masuk ke Alam LAHUT maka pasti akan TERBAKAR.


Dalil dari Hadist Qudsi yang lainnya :

1.  ILMU BATIN adalah RAHASIA diantara Rahasia-KU. AKU jadikan didalam HATI hamba-hamba-KU dan tidak ada yang MENEPATINYA kecuali AKU.

2.  Aku ini BERADA pada PRASANGKA hamba-KU. AKU bersamanya ketika dia MENGINGAT AKU. Bila dia mengingat-KU pada HATI-nyaAKU-pun mengingatnya pada DZAT-KU.


"TAFAKUR"

Yang dimaksudkan dengan Hadits ini adalah manusia pada WUJUD MANUSIA yaitu di alam TAFAKUR.


SABDA ROSULULLAH :

“Tafakur sesaat lebih besar pahalanya daripada IBADAH 70 TAHUN”.

Dan berfikir tentang MA'RIFAT kepada Allah, maka nilai tafakurnya lebih daripada beribadah seribu tahun, ini adalah ALAM MA'RIFAT yaitu YAITU ALAM TAUHID.


Wajhillah = Wajah Allah dalam Al-Qur'an

Ayat-ayat berikut yaitu :
(2:115), (2:272) , (30:38), (30:39) dan (76:9)
Mempunyai rahasia yang besar dari segi hiraki manusia, pentabiran Allah swt kepada para Khalifah-khalifahNya yang merupakan
golongan Khawasul Khawas.


Ulasan ringkas : Ayat pertama yang menyebut wajah Allah ialah Al-Baqarah : 115

Sejak awal menyatakan bahwa kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat yang menekankan bahwa untuk melihat Wajah Allah swt, manusia harus meletakkan diri nya sebagai hamba yang tidak punya apa-apa sebab semuanya hak Allah.


Ini diakhiri dengan Surah Al-Insan ayat (76 : 9)
Yang menekankan agar manusia wajib melihat Wajah Allah dengan menggunakan 9 wajahnya.


5 ayat di bawah ini menjadi sandaran penting untuk melihat wajah Allah :

1. Terkait dengan 5x Sholat fardhu :
Waktu yang wajib untuk memandang Wajah Allah.

2.  Terkait dengan 5 Ulul azmi :
Muhammad saw, Isa as, Musa as, Ibrahim as dan Nuh as, yang menjadi pemandu kepada “Al Ghauts/Kembali” dalam melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Khalifah.

3. Terkait dengan 5 Naqib kepada Al-Ghauts :
Qutb, Qutb Al Bilad, Qutb Al Aqtab, Qutb Al Irshad dan Qutb Al Mutasarrif.

4. Di bawah ada 5 Naqib yaitu :
7 Budala (diketuai Qutb)
7 Nujuba’ (diketuai Qutb Al Bilad)
7 Nuquba’ (diketuai Qutb Al Aqtab)
7 Awtad (diketuai Qutb Al Irshad) dan
7 Ahyar (diketuai Qutb Al Mutasarrif).

5. Walaupun ini menunjukan satu hiraki tegak terdapat juga hiraki mendatar yaitu :
Qutb lebih tinggi dari Qutb Al-Bilad
Qutb Al-Bilad lebih tinggi dari Qutb Al-Aqtab
Qutb Al-Aqtab lebih tinggi dari Qutb Al-Irshad dan
Qutb Al-Irshad lebih tinggi dari Qutb Al-Mutasarrif.

6. Dalam masyarakat kita selalu disebut tentang kewujudan 40 Abdal, maka sebenarnya semua mereka yang di bawah Al Ghauts ini ada 40 orang. Mereka juga disebut Rijalul ghaib dan maqam mereka adalah AS-SIDDIQUN dan AL-MUQORROBUN.

7. Mereka semua (1~40 orang) senantiasa melaksanakan SHOLAHUDDA'IM karena
mereka pilihan Allah (Ahlullah) dan senantiasa memandang Wajah Allah.

8. Mereka dan para Wali-wali Allah yang lain mengajak dengan ayat  (12 : 108) mendapat limpahan Rahmat dari Allah seperti yang disebut dalam surah Yunus (10 : 62)

9. Dibawa ini adalah 5 ayat yang di dalamnya terdapat uraian tentang  tugas para Khalifah Allah swt, yaitu :


1.  Al-Baqarah : 115

”Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Mahamengetahui”.


2.  Al-Baqarah : 272

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)”.


3.  Ar-Rum : 38

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.


4.  Ar-Rum : 39

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.


5.  Al-Insan : 9

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih”.




Bismillaahirrohmaanirrohiim.
"Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan, dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, di curahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya di setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan yang engkau ketahui."

Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin



Sabtu, 06 Februari 2016

2. PENGENALAN


ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ



Jujur kepada diri sendiri jujur kepada Allah :
Ketahuilah dimana posisi kita sekarang, dan jangan pernah menyerah untuk meningkatkan kwalitas jati diri, supaya menjadi manusia yang bermartabat dan diridhoi oleh Allah swt.


7 MARTABAT NAFSU DAN 3 PENYEMPURNAAN

Pengenalan tentang nafsu manusia itu sangat di pentingkan sebagai pangkal dan tolak ukur dalam pengenalan diri manusia melalui 7 martabat nafsu, karena martabat nafsu itu berputar sekitar diri dan jiwa, yang di gunakan sebagai pengertian “jiwa” manusia .

Adapun analisa masing-masing martabat nafsu ini adalah seperti tersebut di bawah ini :



1.  NAFSU AMMAROH (sifat api)

(Nafsu yang selalu merintah atau mengajak)

Perangai orang pada martabat nafsu ini selalu memperturutkan kehendak hawa nafsu dan bisikan syetan, karena itu nafsu ammarah ini kerjanya senantiasa menyuruh berbuat maksiat, baik ia tahu perbuatan itu jahat atau tidak, bagi dia baik dan buruk adalah sama saja, kejahatan dipandangnya tidak menjadikan apa-apa bila dikerjakan, dia tidak mencela kejahatan, bahkan sebaliknya selalu sinis dan suka mencela segala bentuk kebaikan yang diperbuat orang lain, Nafsu Ammaroh ini adalah derajat yang paling rendah sekali, dan sangat berbahaya serta merugikan diri pribadi yang sekaligus akan menyeretnya ke lembah kehinaan.


Firmal Allah swt : Qs. Yusup : 53

“Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu (amarrah) itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang”.


Sebagian dari sifat-sifat orang yang mempunyai Nafsu Ammaroh ini antara lain adalah :

1. Bakhil atau kikir.
2. Tamak dan lobak kepada harta benda.
3. Sombong dan takabur (membanggakan diri)
4. Bermegah-megahan dan bermewah-mewahan.
5. Ingin namanya terkenal dan popular.
6. Hasad dan dengki.
7. Berniat jahat dan khianat.
8. Lupa kepada Allah SWT.
9. Dan lain-lain sifat tercela.



2.  NAFSU LAWWAMAH (sifat angin)

(Nafsu ini manusianya tidak bisa tetap dalam satu martabat kebaikan atau masih plin-plan selalu berubah-rubah)

Orang pada martabat nafsu ini suka mengritik atau mencela kejahatan dan membencinya, apabila ia terlanjur berbuat kejahatan, ia lekas menyadari dan menyesali dirinya, memang dia menyukai perbuatan baik, tapi kebaikan ini tidak dapat di pertahankan secara terus menerus karena dalam hatinya masih bersarang maksiat-maksiat batin, meskipun hal ini diketahuinya tercela dan tidak disukainya, namun selalu saja maksiat batin itu menyerangnya. Sehingga apabila kuat serangan maksiat batin itu, maka sekali-kali dia berbuat maksiat dzohir karena tidak mampu melawannya, meskipun demikian dia tetap berusaha menuju kepada keridhoan Allah swt sambil mengucap istighfar memohon ampun dan menyesal atas kemaksiatan yang diperbuatnya.


Firman Allah swt : Qs. Al-Qiyamah : 2

“dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)”.


Di antara sifat Nafsu Lawwamah ini ialah :

1.  Menyadari kesalahan diri sendiri
2.  Menyesali berbuatan jahatnya
3.  Timbul rasa takut bersalah
4.  Kritis terhadap semua kejahatan
5.  Heran kepada diri sendiri (ujub)
6.  Berbuat kebaikan agar dikagumi orang (riya’)
7.  Menceritakan ke baikannya supaya mendapat pujian (sum’ah) Dll sifat tercela di dalam hati.



3.  NAFSU  MULHAMAH (sifat air)

(Nafsu Mulhamah ini adalah nafsu yang sudah menerima latihan beberapa proses pensucian diri dari sifat-sifat yang kotor dan tercela melalui cara kehidupan laksana air yang mengalir)

Orang pada martabat nafsu mulhamah ini boleh dikatakan baru mulai masuk tingkat air kesucian, baru mulai mencapai fana, tetapi belum teguh dan mantap karena ada kemungkinan sifat-sifat terpuji itu akan lenyap dari dirinya.


Firman Allah swt : Qs. Asy-syams : 7-10

“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (perilaku) kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya".


Sifat-sifat yang timbul dari Nafsu Mulhamah ini antara lain :

1.  Tidak menyayangi harta benda (pemurah)
2.  Merasa cukup dengan apa yang ada (qona’ah)
3.  Laduni, yaitu ilmu yang di dapat dari ilham
4.  Merendahkan diri kepada Allah (Tadlarru’)
5.  Taubatan nashuha
6.  Sabar dalam segala hal yang menimpa
7.  Tenang menghadapi segala kesulitan dll.



4. NAFSU MUTHMA'INNAH (sifat tanah)

(Melekat di lubuk hatinya sifat-sifat terpuji)

Apabila orang pada martabat Nafsu Mulhammah tetap dalam proses mencapai maqam haqikat dan ma’rifat, maka terkikis habislah sifat-sifat yang tercela, dan pada waktu itulah dia masuk ke dalam martabat Nafsu Muthma'innah, nafsu ini adalah sebagai permulaan mencapai derajat kewalian, orang yang telah mencapai martabat nafsu ini senantiasa merasa hatinya seolah-olah berada bersama Allah (Ma’allah).


Firman Allah swt : Qs. Al-fajr : 27-30.

- Hai jiwa yang tenang
-Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai
-Masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku
-Dan masuklah ke dalam surga-Ku.


Di antara sifat-sifat keruhanian yang timbul dari Nafsu Muthma'innah ini antra lain adalah :

1 ..Pemurah dan suka bersedekah
2.  Menyerahkan diri kepada Allah (Tawakkal)
3.  Bersifat arif dan bijaksana
4.  Kuat beramal dan kekal mengerjakan sholat
5.  Mensyukuri ni’mat yang diperoleh dengan membesarkan Allah
6.  Menerima dengan rasa puas apa yang di anugerahkan Allah (ridho)
7.  Menerima qodho dan qodar
8.  Takwa kepada Allah (Taqwallah) dll sifat yang mulia.



5.  NAFSU AR-RODHIYYAH 

Martabat Nafsu Rodhiyyah ini derajatnya lebih tinggi dari martabat Nafsu Muthma'innah.
Nafsu Radhiyah ini sangat dekat dengan Allah dan menerima dengan perasaan ridho segala hukum Allah, karena itu segala problema kehidupan duniawi sama saja bagi para wali martabat nafsu rahiyah ini, nilai uang sama saja dengan kertas biasa, mereka tidak takut atau khawatir kepada siapapun yang akan mengganggu, dan tidak pula bersedih hati atas segala penderitaan sebagaimana kesedihannya yang diderita orang-orang awam.


Firman Allah swt : Qs. Yunus : 62.

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada ke khawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati".


Sifat-sifat keruhanian yang timbul dari Nafsu Rodhiyyah ini antara lain adalah :

1.  Zuhud dari dunia
2.  Ikhlas kepada Allah
3.  Wara’ dalam ibadat
4.  Meninggalkan segala sesuatu yang bukan haqnya
5.  Menunaikan dan menetapkan hukum-hukum Allah Dan lain-lain perangai mulia dan terpuji.



6.  NAFSU MARDHIYYAH

Martabat nafsu mardliyah ini lebih tinggi dari martabat nafsu radliyah, karena segala perilaku orang nafsu ini, baik perkataan maupun perbuatan adalah diridhoi Allah dan diakui-Nya. Oleh karena itu, jadilah jiwanya, perasaannya, lintasan hatinya, gerak-geriknya, pendengarannya, penglihatannya, perkataannya, gerak kaki dan tangannya, kesemuanya itu adalah diridhoi Allah belaka.


Di antara sifat-sifat mulia dan terpuji yang timbul dari martabat nafsu mardhiyyah ini adalah sebagai berikut :

1.  Baik budi pekertinya seperti akhlak Nabi-nabi
2.  Ramah tamah dalam pergaulan dengan masyarakat sebagaimana perangai para Nabi
3.  Senantiasa merasa berdampingan dengan Allah
4.  Selalu berfikir pada kebesaran Allah
5.  Ridho dengan apa saja pemebrian Allah, Dan lain-lain budi pekerti yang luhur dan terpuji.


Dalam perjalanannya, hati orang martabat nafsu mardliyah ini merasakan dalam keadaan bersama Allah semata, dan terus menerus mengambil ilmu daripada Allah swt, setelah melalui martabat fana’, dia akan kembali ke maqam baqa,dengan kata lain setelah ia sampai kepada Allah, maka kembali lagi kepada makhluk, dan ketika itu dapatlah ia menceburkan diri dalam kehidupan masyarakat, memberi petunjuk dan menuntun ummat ke jalan syari’at agama Allah yang benar.


Dzikir orang martabat nafsu ini tetap hidup dalam persamadhiannya (khaffi) yaitu batin bagi SIRRU SIRR.



7.  NAFSU KAMILLAH

Untuk mencapai nafsu kamilah ini sudah tentu orang harus melalui lebih dahulu proses perjalanan satu persatu nafsu-nafsu sebagaimana yang telah di sebutkan dan di ajarkan di atas.

Memang tidak mudah untuk mencapai martabat nafsu ini, harus mempunyai semangat yang tinggi dan berani menempuh jalan yang sulit dan sangat terjal, Syekh Abdul Qadir Jailani misalnya, selama tiga puluh tahun lebih ia merintis dan menempuh jalan untuk mencapai maqam nafsu kamilah ini, tetapi dalam menempuh jalan ini tidak sama bagi setiap orang, lain orangnya lain pula perjalanannya, ada yang menempuh dalam waktu yang singkat dan ada pula yang lama.

Martabat nafsu kamilah ini adalah nafsu yang tertinggi dan teristimewa dari maqam wali yang lain, karena ia dapat menghimpun antara bathin dan lahir antara hakikat dan syari’at, oleh karena itu dia dinamakan maqam “Baqa Billah” atau “Kamil Mukammil” atau “Insanul Kamil”. Jelasnya ruh dan hatinya “Kekal dangan Allah”, tetapi zhahir tubuh kasarnya bersama-sama dengan pergaulan masyarakat, menjadi pemimpin membina masyarakat ke arah jalan yang di ridhoi Allah, hati mereka kekal dengan Allah meskipun di waktu tidur, karena mereka dapat musyahadah dengan Allah dalam setiap waktu. Maqam “Baqa Billah” ini tidak dapat dinilai dengan ke bendaan berbentuk apa saja di alam ini, karena itu ia merupakan maqam "Khawwasul Khawwas". Segala gerak gerik dan perilaku orang martabat nafsu kamilah ini adalah ibadat semata, maka jangan heran apapun yang ia kehendaki pasti jadi (kun fayakuun)


Firman Allah swt : Qs. Yaa Siin : 82-83.

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : "JADILAH!" maka terjadilah ia".

"Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya ke kuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu di kembalikan".



Bismillaahirrohmaanirrohiim.
"Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan, dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, di curahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya di setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan yang engkau ketahui."

Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin